Namanya Pak Arifin. Usianya 86 tahun, setiap hari berkeliling mengayuh sepeda tuanya, membawa tumpukan sapu lidi. Dulu, Pak Arifin adalah seorang pekerja proyek bangunan. Namun, seperti banyak kisah lain, pandemi merenggut apa yang telah dia perjuangkan. Ia terkena pemutusan hubungan kerja tanpa pesangon yang cukup, tanpa jaminan masa depan.
Tak ingin menyerah, Pak Arifin mencoba mengadu nasib menjadi pengamen. Tapi hati kecilnya tak tenang karena ia merasa bukan itu cara yang ingin ia jalani untuk bertahan. Dari tabungan hasil mengamen, ia membeli sebuah sepeda. Dengan sepeda itulah, ia memulai menjajakan sapu lidi dari kampung ke kampung. Tak jarang, ia masih berada di jalan saat malam sudah larut. Semua itu ia lakukan hanya demi mendapat 10 hingga 50 ribu rupiah per hari.
Setiap sapu lidi yang ia bawa bukan hanya tumpukan kayu yang terikat rapi. Bagi Pak Arifin, itu adalah harapan. Harapan agar esok masih ada energi untuk kembali berjualan. Setiap kali ia berhasil menjual satu, ia menyetorkan hasilnya ke agen sapu lidi. Untuk tidur, ia beristirahat di musholla terminal — tempat yang sunyi, tapi cukup aman bagi seorang lelaki tua tanpa rumah.
Ia tak pernah meminta-minta. Tak pernah mengeluh. Tak pernah berharap dikasihani. Ia hanya ingin tetap berusaha, tetap bekerja, semampunya.
Semoga Allah SWT selalu memberikan kesuksesan, kesehatan dan keberkahan untuk kita semua. Aamiin Ya Rabb. Sahabat juga bisa ikut berpartisipasi dengan share campaign galang dana ini kepada saudara, teman dan beranda sosmed sahabat semua, Jazakallah Khairan Katsira.
Saatnya Kita Hadir untuk Pak Arifin. Sedikit dari Kita, Berarti Besar untuk Pak Arifin
📌 Donasi bisa disalurkan melalui linktr.ee/sahabatyatimsurabaya
Ikuti update terbaru di soisal media kami :
instagram : @sahabatyatimofficial @sahabatyatim.surabaya
website : sahabatyatim.com
Whatsapp : 0852-87457390
Belum ada Fundraiser
Menanti doa-doa orang baik