Ditengah hiruk priuk kehidupan kota, ada satu sosok yang sering luput dari perhatian.
Bapak Rahmat, seorang bapak berusia 58 tahun, tinggal seorang diri. Setiap pagi bapak Rahmat memanggul kerupuk dipunggungnya, sambil bertumpu pada dua tongkat yang menjadi penopang tubuhnya, Dengan wajah yang Lelah tetapi tetap tersenyum, beliau memanggul harapan dipundaknya- harapan untuk bisa menjual semua kerupuk – kerupuk yang ia bawa dan membayar sewa kontrakan. Ia tidak meminta belas kasihan, tidak pula mengemis.
Ia menjual kerupuk, menyusuri jalan kota untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri, makan sehari hari dan membayar tempat tinggal sederhana yang ia sewa dengan sisa tenaganya
Setiap Langkahnya adalah perjuangan. Tongkat itu bukan hanya sekedar alat bantu namun juga sebagai penopang harapan hidupnya. Di balik kerupuk dipundaknya terimpan banyak cerita yang tak banyak orang tahu. Bapak Rahmat hidup sebatang kara. Tidak ada keluarga yang menemaninya pulang. Sering kali ia hanya duduk sendiri di sudut kamar sempitnya, menatap langit- langit dengan berharap : semoga besok masih ada yang membeli kerupuknya.
Bayangkan – di saat banya dari kita mengelum karena kemacetan atau internet yang lambat, ada seorang bapak yang harus mengerahkan seluruh sisa tenaganya hanya untuk bertahan hidup.
Namun dibalik semua penderitaan itu, bapak Rahmat menyimpan kekuatan yang luar biasa: keyakinan, keyakinan bahwa kerja keras dan ketulusan tak pernah sia – sia. Ia tak butuh banyak – hanya ingin tetap hidup dengan cara yang baik. Kita mungkin tak bisa mengubah hidupnya sepenuhnya, tapi kita bisa menjadi bagian kecil dari harapan yang ia perjuangkan setiap hari. Dengan menyapa, membeli, atau sekedar peduli itu sudah cukup besar artinya bagi seorang pejuang seperti bapak Rahmat.
Bapak Rahmat takbisa berdiri tanpa bantuan tongkat, tapi hatinya lebih kuat dari siapapun semangat yang ia punya melampaui batas tubuhnya.
Mari bantu bapak Rahmat agar tetap hidup dengan layak, berapapun yang kita sisihkan, akan sangat berarti, karena bagi beliau, satu bungkus kerupuk yang terjual bisa menjadi harapan hidupnya.
Rencana pemanfaaatan dana donasi Rp. 40.000.000
Dengan tujuan : untuk membantu bapak Rahmat memiliki usaha tetap berupa warung / toko kerupuk didaerah tempat tinggalnya, sehingga ia tidak lagi harus memikul kerupuk dan berkeliling mengelilingi kota untuk menjual kerupuknya.
Pembuatan lapak ( teras toko )
Keterangan : membuat toko kecil di tempat tinggal, stok awal kerupuk dan bahan produksi,
Sewa tempat tinggal agar bapak Rahmat tidak terbebani dengan biaya kontrakan
Bantuan melalui donasi dari Sahabat teramat dinantikan, mari bersama sampaikan kepedulian melalui laman aksi ini! dengan cara:
Lakukan Transfer ke Rekening Bank yang Sahabat Pilih
Belum ada Fundraiser
Menanti doa-doa orang baik