Tolong Ibu Saniah, Sosok Tangguh di Balik Senyum S...Tolong Ibu Saniah, Sosok Tangguh di Balik Senyum S...
Ibu Saniah sosok ibu tangguh yang menghidupi anaknya seorang diri. Beliau mempunyai 1 anak bernama Muhammad Jaini yang sekarang baru duduk di bangku Kelas 2 SMP.
Suami bu Saniah sudah 5 Tahun yang lalu meninggal. Perjuangan beliau tak pernah berhenti untuk menghidupi maupun menyekolahkan anaknya.
Saat dunia berkata tidak bisa, Ibu Saniah menjawab, aku harus bisa..
Setiap pagi, saat matahari terbit, langkah kaki ibu Saniah telah menyusuri jalan berlumpur menuju sawah. Di tangannya, tergenggam erat harapan agar sang anak bisa tetap sekolah, tertawa lepas, dan bermimpi tinggi.
Di balik senyuman kecil sang buah hati, tersembunyi kisah luar biasa tentang keteguhan. Ibu Saniah bukan hanya ibu, dia adalah pelindung, pencari nafkah, sekaligus penopang mimpi sang buah hati tercintanya.
Ia tak mengeluh meski harus kesawah untuk menanam padi, memancing ikan maupun mencari sayur kelakai di kebun.
Ia tak menyerah walau hidup terus menguji. Karena baginya, masa depan anaknya jauh lebih penting dari rasa lelah.
Kini, senyum sang anak tak hanya mencerminkan kebahagiaan, tapi juga kekuatan cinta seorang ibu.
Setiap pagi Ibu saniah pergi ke sawah. Jika sudah selesai bertani di sawah, biasanya beliau mengambil upah ke sawah orang lain dengan menanam padi di sawah orang lain.
Upahnya tidak seberapa karena hanya dilakukan per musim. Biasanya beliau dikasih upah perhari 60.000, tetapi tidak sampai 1 bulan, paling lama biasanya 1 minggu.
Selain bertani Ibu Saniah biasanya juga memancing ataupun melunta ikan di sawah, tetapi untuk ikan sendiri ramenya disaat air pasang saja.
Ketika air pasang, ikan akan banyak dapatnya. Ikan tersebut akan dijual ketetangga beliau, yang biasanya dijual sesuai dengan pembeli harganya. Ibu Saniah tidak pernah mematok harga.
Terkadang juga, Ibu Saniah jika tidak ada ikan ataupun mengambil upah di sawah orang, Beliau biasanya mencari sayur kelakai di dekat sawah beliau.
Sayur Kelakai (Tumbuhan Paku Kelakai) biasanya ketika ada tetangga saja yang meminta petikkan, itupun tidak menentu juga harganya, tergantung dari tetangganya mengasih harga. Ibu Saniah tidak pernah mengeluh berapapun harganya.
Hasil dagangan beliau biasanya beliau belikan telur untuk makan sehari-hari.
Rancak itu bila ada urang minta putik akan kelakai , dibari urang seberapa pembari aja, ditukarkan akan duitnya lawan intalu, gasan makan aku lawan anak ku , anakku kada tapi ketuju lawan iwak jadi intalu tu pang dimakan, ucap Ibu Saniah.
(Biasanya itu bila ada orang minta petik Sayur Paku Kelakai, saya diberi upah sesuai dengan harga yang diberi orangnya, uangnya ditukarkan dengan telur untuk makan anakku, anakku kadang suka ikan jadi hanya telur yang dimakan)
Tidak hanya untuk membeli telur tetapi , Uang hasil dari beliau menjual sayur maupun ikan tadi biasanya beliau kumpulkan untuk membayar uang tahunan sekolah anaknya . Sekarang Bu Saniah juga berjuang untuk mengumpulkan biaya anaknya masuk sekolah SMA. 
Lokasi Penyaluran : Desa Bangkit Baru Kec.Mandastana Kab.Barito Kuala
#Orang Baik, mari kita bantu ibu Saniah untuk memenuhi kebutuhan harian dan untuk biaya pendidikan anak Beliau. Bantuanmu sangat berarti bagi mereka , dan memberikan harapan untuk Ibu Saniah dan anaknya dapat bertahan ditengah kesulitan yang mereka alami.
#Orang Baik, mari ulurkan tanganmu untuk membantu Ibu Saniah, bertahan ditengah kesulitan yang beliau alami, dengan cara :
Terima Kasih Orang Baik !
Semoga para dermawan yang sudah berdonasi dan mendoakan ibu Rusdiana, Selalu dalam lindungan Allah SWT. & Semoga rejeki para donatur selalu diluaskan dan mengalir terus sepertI Air zam-zam.
Belum ada Fundraiser
