Di sudut-sudut kota yang kerap kita lewati tanpa banyak pikir, ada sosok-sosok sederhana yang menyimpan kisah luar biasa. Mereka tidak tampil mencolok, tapi langkahnya pelan, penuh beban, dan sering luput dari perhatian. Seperti Pak Rahmat, yang meski kakinya tak lagi kuat, tetap berjuang mengais rezeki demi bertahan hidup.
Setiap pagi, Pak Rahmat yang berusia 58 tahun berjalan perlahan dengan bantuan dua tongkat. Di punggungnya, ia memanggul kerupuk—dagangan sederhana yang jadi sumber hidupnya. Ia tinggal sendirian di sebuah kamar kos kecil. Tak ada keluarga yang menanti, hanya harapan bahwa hari itu ada orang yang membeli dagangannya.
Pak Rahmat tak lagi bisa bekerja keras seperti dulu. Setelah operasi, salah satu kakinya mengalami kelumpuhan. Kini, dengan penghasilan harian sekitar 50 ribu dari jualan kerupuk, ia harus membayar kos Rp900.000 per bulan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tidak ada penghasilan tetap, tidak ada jaminan, hanya semangat yang tersisa
Setiap hari adalah perjuangan. Jika tak ada yang membeli kerupuknya, ia mungkin tak makan. Jika tak cukup hasilnya, ia terancam kehilangan tempat tinggal. Padahal, di usianya sekarang, memikul beban hidup sambil berjalan dari gang ke gang adalah penderitaan fisik dan mental yang berat.
Sahabat, mari berdonasi untuk bantu Pak Rahmat hidup lebih layak lagi. Dana ini akan digunakan untuk:
Bantu sekarang. Satu uluran tangan Anda, bisa menjadi harapan besar bagi Pak Rahmat.
Belum ada Fundraiser